From: Onny_Indrianto
To: Dwika Sudrajat <dwikasudrajat@yahoo.com>
Sent: Friday, March 8, 2013 8:21 AM
Subject: RE: “merayakan” kegagalan
Mengembangkan budaya yang sadar akan kelemahan dan menjadikan ‘lesson learnt” sebagai kekuatan, bisa jelas kita lihat pada olahragawan. Jarang sekali juara-juara olah raga tidak mempelajari kelemahannya. Individu- individu yang demikian, tumbuh menjadi orang yang lebih membumi, kritis, fair, dan jujur, serta bisa memandang bahwa realitas itu menyakitkan, namun penyembuhannya akan membawa ke kesuksesan. Kegagalan seharusnya tidak menjadi sesuatu yang kita ratapi, namun jalan bagi kita untuk juga memahami di mana letak kekuatan kita serta bagaimana kegagalan bisa menjadi momentum untuk membawa perbaikan. Dalam suatu masyarakat, di mana keragaman individu tidak mudah dikontrol, kita memang perlu pemimpin yang mencontohkan sikap belajar dari kegagalan, bahkan membawa kegagalan sebagai sarana untuk mengembangkan ‘trust’. Kita bisa belajar dari pemimpin negara Jepang dan Cina ketika menghadapi bencana. Rakyat langsung mempunyai respek tinggi terhadapi cara pimpinan menghadapi krisis. Saat menghadapi wawancara, kegagalan yang pernah kita alami pun sebetulnya tidak melulu harus disembunyikan. Bila kita bisa membahas bagaimana sikap dan “action” kita untuk ‘bouncing back’, hal ini malah bisa menjadi nilai tambah kita.
By: Eileen Rachman & Sylvina Savitri
To: Dwika Sudrajat <dwikasudrajat@yahoo.com>
Sent: Friday, March 8, 2013 8:21 AM
Subject: RE: “merayakan” kegagalan
Tks a lot Dwika, mantap…semoga sharing ilmunya berbalas barokah dan murah rejeki…amien..
From: Dwika Sudrajat [mailto:dwikasudrajat@yahoo.com]
Sent: 08 Maret 2013 5:24
To: dwika@andercakrabuana.com
Subject:“merayakan” kegagalan
Sent: 08 Maret 2013 5:24
To: dwika@andercakrabuana.com
Subject:“merayakan” kegagalan
Perusahaan yang super sukses, kerap “merayakan” kegagalan, bahkan menyebut beberapa kegagalannya sebagai “glorious failures”. Mereka sangat jelas memahami sumber kegagalannya dan menjadikan kegagalan sebagai batu loncatan untuk melakukan “breakthrough”. Parlemen sendiri kita lihat ada acara “hearing” atau “dengar pendapat” yang dimaksudkan untuk “mendengar” apa, bagaimana, mengapa suatu kejadian terjadi dan apa solusinya.
‘Belajar dari kegagalan’ benar-benar harus kita pelajari kembali. Istilah “success by failure” memang ada dan merupakan kenyataan.
I Deliver Happiness,
Dwika
Gagal
Kita tidak bisa menutup mata mengenai banyaknya kegagalan yang terjadi di tengah kita. Mulai dari kekalahan dalam olahraga sepak bola, bulutangkis, sampai kinerja lembaga yang hasil kerjanya belum kunjung bisa membuktikan kesuksesannya. Ada juga kegagalan yang menyebabkan tidak hanya kerugian finansial yang besar, tapi juga hilangnya nyawa, seperti jembatan ambruk. Hal yang lebih berbahaya lagi malah bila dampak kegagalan sampai tidak bisa dihitung kerugiannya secara finansial, tapi kerusakannya begitu nyata, seperti suburnya korupsi sampai ke generasi yang lebih muda, ataupun lunturnya pendidikan moral dan budi pekerti. Dengan gencarnya media sosial sekarang ini, caci maki bila kegagalan terjadi seringkali membuat kita merinding. Terlepas dari besar-kecilnya kerugian yang ditimbulkan, komentar-komentar yang “sadis” segera saja menohok pelaku yang pada kenyataannya memang berbuat salah atau bodoh. Di perusahaan, bahkan dalam keluarga pun hal ini terjadi. Ada orang tua yang langsung menghukum anak yang mendapat angka buruk di ujian, ulangan atau pe-ernya. Ada juga atasan yang segera mengganjar kesalahan atau kelalaian dengan cercaan, sehingga pelaku seolah-olah tidak diberi nafas, baik untuk memberi keterangan atau membela diri.
Beratnya hukuman terhadap kegagalan menyebabkan kegagalan bisa dianggap sesuatu yang alergik, tidak boleh terjadi, bahkan tidak boleh ada. Tak heran bila kita melihat tumbuh suburnya sikap defensif. Begitu ada gejala ke arah kegagalan, individu sudah pasang kuda-kuda, siap dengan telunjuknya untuk menuding orang lain. Bisa juga, ia memutar otak untuk berteori panjang lebar, mengeluarkan segala jurus analisa, yang penting, dirinya terlepas dari sorotan, apalagi tanggung jawab untuk menanggung akibatnya. Kebiasaan untuk menghindari kegagalan ini selain menimbulkan stress, juga menghilangkan separuh kesempatan untuk belajar. Padahal kalau dipikir-pikir, mungkinkah kita belajar dari kesuksesan saja? Bila kita sedang mengalami sebuah sukses besar, bukankah kita cenderung tidak belajar dari situasi tersebut? Kita jarang sekali menganalisa “mengapa sukses ini terjadi?“, “Faktor apa yang dominan?“. “Apa tindakan kita ambil sehingga kesuksesan bisa berulang?”, Atau, apakah ini hanya keberuntungan saja? Sementara, bila kegagalan terjadi, dari orang awam sampai ahlinya, akan mengerahkan seluruh tenaganya untuk menganalisa penyebabnya. Individu yang bijak akan langsung memikirkan solusi dan tindakan perbaikan. Jadi, mengapa kita begitu takut gagal?
Dekati Kegagalan
Pesta-pesta kesuksesan di perusahaan sudah lazim kita alami. Sebaliknya, pernahkah kita menelaah bagaimana perusahaan menyikapi kegagalan? Microsoft, perusahaan yang super sukses, kerap “merayakan” kegagalan, bahkan menyebut beberapa kegagalannya sebagai “glorious failures”. Mereka sangat jelas memahami sumber kegagalannya dan menjadikan kegagalan sebagai batu loncatan untuk melakukan “breakthrough”. Sebenarnya, bahkan di parlemen sendiri kita lihat ada acara “hearing” atau “dengar pendapat” yang dimaksudkan untuk “mendengar” apa, bagaimana, mengapa suatu kejadian terjadi dan apa solusinya. Jadi, slogan ‘belajar dari kegagalan’ benar-benar harus kita pelajari kembali. Istilah “success by failure” memang ada dan merupakan kenyataan.
Sebuah perusahaan, bahkan berani membuat “Hall of failure” dan bukan “hall of fame” seperti biasanya. Latar belakang pemikiran perusahaan tersebut sangat jelas. Perusahaan mengupayakan agar para karyawan meyakini bahwa kegagalan adalah bagian dari upaya perusahaan yang menginginkan karyawan mau mengambil risiko dan tidak dihantui ketakutan akan kegagalan. Perusahaan tersebut bahkan menginstrusikan untuk mencantumkan cerita kegagalan dan apa yang dipelajari dari kegagalan tersebut, dilengkapi dengan tandatangan yang bersangkutan. Ada individu yang menulis di “hall of failure” dengan mengatakan bahwa setelah 7 tahun berusaha, ia berhenti belajar bermain biola. “Lesson learned” yang ia sampaikan adalah “saya tidak akan peduli dengan pendapat orang bahwa saya tidak bisa main musik”. Pernyataan ini, meskipun nampaknya tidak relevan dengan proses bisnis perusahaan, namun sebenarnya menanamkan keberanian pada mental individu untuk siap menghadapi kesulitan dalam situasi apapun. Pimpinan perusahaan bahkan mengatakan “We don't just encourage risk taking at our offices: we demand failure”. Kemajuan, inovasi dan sukses memang sesungguhnya lebih mudah dipelajari dari kesalahan-kesalahan di sana sini. Hal seperti ini bermanfaat bila saja pendekatan kita terhadap kesalahan memang positif, mendalam dan ditekuni.
Budaya "strongly - weak!"
By: Eileen Rachman & Sylvina Savitri
Hemoglobin : 12.0
Leukosit : 6700
LED : 23-25
Hematokrit (PVC) : 42
Band :6
Segmen : 64
Limfosit : 24
Monosit : 6
Eritrosit : 4.5
Trombosit : 210.000
Bilirubin Total : 0.4
Bilirubin Direk : 0.2
SGPT : 20
SGOT : 32
Salmonella Thyphi H : 1/160
Salmonella Thyphi O : 1/320
Bagaimana dengan hasil test diatas dok? apakah hasilnya positif tipes? ataukan ada penyakit dan ganguan lain mungkin?
soalnya sampai skrg ini, saya masih juga merasa badan kayak yang panas, kepala suka pusing, didada kayak ga plong, dan kepala terasa kayak yg melayang gitu donk, ga mantep, kayak yg gamang gitu.
sebagai informasi, saya sampai sekarang masih makan nasi agak padat, dan masih pilih-pilih makanan karena takut. pedas dan asam, sampai sekarang juga belum berani saya makan.
saya mohon jawaban dan saran dari dokter. terima aksih ya dok sebelum dan sesudahnya.
wassalam,
ardie
Berdasarkan keluhan panas (dan lain-lain) yang udah lebih seminggu dan ditunjang Lab, kemungkinan emang Tipes. Tapi kemungkinan lain tetap ada. hal ini dapat diketahui dengan follow up dan pemeriksaan lanjutan (jika emang diperlukan menurut dokter yang merawat).
Tipes (test widal) dapat dikonfirmasi dengan Test Tubex TF (lebih canggih, harganya sekitar 90-100 ribu). Jika hasilnya positif 6 ke atas, berarti Tipes beneran.
Jika menggunakan obat vertigo, vesperum sementara dihentikan.
Trims
apakah obat dexycol bisa dibeli bebas tanpa resep dokter?
apakah arti dari nilai bilirubin total, bilirubin direk, dan SGPT dan SGOT hasil test labor saya dok? kayaknya hasilnya rendah dari nilai normal ya dok?
terima kasih ya dok sebelum dan sesudahnya atas jawabannya.
Tubex lebih simpel, hanya ambil sampel darah di ujung jari 1 tetes.
Di tempat kami, di ndeso ™ udah ada fasilitas Tubex TF (beli sendiri, makanya 90 ribu itu sudah termasuk jasa pemeriksa dan keuntungan untuk pengembangan, aslinya hanya 75-80 ribu, suntikan 1.500 perak, hehehe).
Silahkan baca artikel sebelumnya di sini (Evaluasi Tubex Tahap 1) dan di sini(Pemeriksaan Demam Tifoid Terkini)
Kalo nilainya sangat tinggi disertai tanda kuning pada sklera (bagian putih mata), kuku, pembesaran liver, kemungkinan ada gangguan fungsi liver, tapi kalo naik sedikit atau normal atau di bawah nilai normal, berarti gak papa.
1. Dapat dibenarkan jika seorang dokter mencurigai adanya infeksi oleh kuman gram positif maupun gram negatif, misalnya pada sebagian infeksi usus (enteritis dengan berbagai varian dan jenisnya)
Efek negatif gak ada sejauh sesuai dengan indikasinya. Lagipula, pemakaian dalam jangka pendek, misalnya beberapa hari hingga 2 minggu, gak akan memberikan dampak negatif. (re: Cipro & Dexycol)
ini saya hari minggu (17/10) kmarin sakit panas disertai dengan perut mual..sepertinya kecapekan karena abis ngurus event + tanding basket.
Kata dokter yang memeriksa, itu smua harus dihabiskan, dan harus cek lagi kesana klo memamng keadaan masi panas..
obat penurun panas tetap saya makan sesuai saran dokter, tapi hari rabu kepala saya malah sakit nyut-nyutan hebat (terutama saat jantung berdetak, makin kencang makin sakit), perut juga tetap tidak ada perubahan walaupun obat rutin dimakan..
Akhirnya rabu malam saya ke dokter, d kasi obat Bufantacid (sebelum makan), Dexycol 500 (4×1) , Tidifar 200 , dan 3 obat lain (3×1) yang sepertinya antibiotik dan untuk menurunkan panas..
2. Apa perlu cek darah lagi?
bulan lalu baru kena DBD ringan, tidak drawat drumah sakit, karena trombosit masi hampir mendekati normal…
Sukses Selalu
Selamat malam…
Bufantacid, adalah antasida atau obat maag
Dexycol adalah antibiotika golongan tiamfenikol
Tidifar adalah simetidin untuk mengahambat peningkatan produski asam lambung
3 obat lain : gak tahu
Untuk sakit kepala, kalo masih belum reda, dapat menggunakan panstop atau pyronal.. kalo yang lebih kuat seperti Neurodial dan analsik (kombinasi metampiron dan penennang ringan sekaligus meredakan jantung berdebar) harus pake resep dokter.
Obat demam dapat berfungsi sebagai pereda sakit kepala. Namun jika masih belum membaik, silahkan ganti dengan yg saya rekomendasikan pada jawaban no:1.
bulan lalu baru kena DBD ringan, tidak drawat drumah sakit, karena trombosit masi hampir mendekati normal…
Gini… kalo trombosit turun tapi masih di atas 100.ooo, pasti bukan Demam Berdarah….
Contoh; misalnya trombosit 110.000: bukan demam berdarah… bukan juga demam berdarah ringan… apalagi kalo di atas 150.000, sudah pasti bukan Demam berdarah
Biasanya penyakit-2 karena infeksi virus akan menurunkan trombosit.
Maaf, saya terpaanggil untuk mengoreksi ini supaya bangsa kita tambah pinter dan gak mudah diapusi dokter … hahahaha
Menurut saya, teruskan dulu Dexycol (tiamfenicol, sesudah makan), Dumin dan carsida (obat maag dan anti kembung, diminum 1-2 jam sebelum makan). Sedangkan Neuropyron dihentikan karena udah minum Dumin.
Untuk mualnya, dapat menggunakan anti mual (muntah) golongan domperidone, misalnya: Dometa atau Vometa atau Vesperum (diminum 3×1 sebelum makan jika mual saja)
Khusus Dexycol harus dihabiskan walaupun sudah sembuh supaya tidak terjadi resistensi, sedangkan yang lain boleh dihentikan.
Jika dalam seminggu udah sembuh, pasti bukan tyfus, bukan pula gejala tyfus… banyak penyakit yg menimbulkan keluhan seperti di atas.
Hemoglobin : 12.0
Leukosit : 6700
LED : 23-25
Hematokrit (PVC) : 42
Band :6
Segmen : 64
Limfosit : 24
Monosit : 6
Eritrosit : 4.5
Trombosit : 210.000
Bilirubin Total : 0.4
Bilirubin Direk : 0.2
SGPT : 20
SGOT : 32
Salmonella Thyphi H : 1/160
Salmonella Thyphi O : 1/320
Bagaimana dengan hasil test diatas dok? apakah hasilnya positif tipes? ataukan ada penyakit dan ganguan lain mungkin?
soalnya sampai skrg ini, saya masih juga merasa badan kayak yang panas, kepala suka pusing, didada kayak ga plong, dan kepala terasa kayak yg melayang gitu donk, ga mantep, kayak yg gamang gitu.
sebagai informasi, saya sampai sekarang masih makan nasi agak padat, dan masih pilih-pilih makanan karena takut. pedas dan asam, sampai sekarang juga belum berani saya makan.
saya mohon jawaban dan saran dari dokter. terima aksih ya dok sebelum dan sesudahnya.
wassalam,
ardie
Berdasarkan keluhan panas (dan lain-lain) yang udah lebih seminggu dan ditunjang Lab, kemungkinan emang Tipes. Tapi kemungkinan lain tetap ada. hal ini dapat diketahui dengan follow up dan pemeriksaan lanjutan (jika emang diperlukan menurut dokter yang merawat).
Tipes (test widal) dapat dikonfirmasi dengan Test Tubex TF (lebih canggih, harganya sekitar 90-100 ribu). Jika hasilnya positif 6 ke atas, berarti Tipes beneran.
Jika menggunakan obat vertigo, vesperum sementara dihentikan.
Trims
Tubex lebih simpel, hanya ambil sampel darah di ujung jari 1 tetes.
Di tempat kami, di ndeso ™ udah ada fasilitas Tubex TF (beli sendiri, makanya 90 ribu itu sudah termasuk jasa pemeriksa dan keuntungan untuk pengembangan, aslinya hanya 75-80 ribu, suntikan 1.500 perak, hehehe).
Silahkan baca artikel sebelumnya di sini (Evaluasi Tubex Tahap 1) dan di sini(Pemeriksaan Demam Tifoid Terkini)
Kalo nilainya sangat tinggi disertai tanda kuning pada sklera (bagian putih mata), kuku, pembesaran liver, kemungkinan ada gangguan fungsi liver, tapi kalo naik sedikit atau normal atau di bawah nilai normal, berarti gak papa.
1. Dapat dibenarkan jika seorang dokter mencurigai adanya infeksi oleh kuman gram positif maupun gram negatif, misalnya pada sebagian infeksi usus (enteritis dengan berbagai varian dan jenisnya)
Efek negatif gak ada sejauh sesuai dengan indikasinya. Lagipula, pemakaian dalam jangka pendek, misalnya beberapa hari hingga 2 minggu, gak akan memberikan dampak negatif. (re: Cipro & Dexycol)
ini saya hari minggu (17/10) kmarin sakit panas disertai dengan perut mual..sepertinya kecapekan karena abis ngurus event + tanding basket.
Kata dokter yang memeriksa, itu smua harus dihabiskan, dan harus cek lagi kesana klo memamng keadaan masi panas..
obat penurun panas tetap saya makan sesuai saran dokter, tapi hari rabu kepala saya malah sakit nyut-nyutan hebat (terutama saat jantung berdetak, makin kencang makin sakit), perut juga tetap tidak ada perubahan walaupun obat rutin dimakan..
Akhirnya rabu malam saya ke dokter, d kasi obat Bufantacid (sebelum makan), Dexycol 500 (4×1) , Tidifar 200 , dan 3 obat lain (3×1) yang sepertinya antibiotik dan untuk menurunkan panas..
2. Apa perlu cek darah lagi?
bulan lalu baru kena DBD ringan, tidak drawat drumah sakit, karena trombosit masi hampir mendekati normal…
Sukses Selalu
Selamat malam…
Bufantacid, adalah antasida atau obat maag
Dexycol adalah antibiotika golongan tiamfenikol
Tidifar adalah simetidin untuk mengahambat peningkatan produski asam lambung
3 obat lain : gak tahu
Untuk sakit kepala, kalo masih belum reda, dapat menggunakan panstop atau pyronal.. kalo yang lebih kuat seperti Neurodial dan analsik (kombinasi metampiron dan penennang ringan sekaligus meredakan jantung berdebar) harus pake resep dokter.
Obat demam dapat berfungsi sebagai pereda sakit kepala. Namun jika masih belum membaik, silahkan ganti dengan yg saya rekomendasikan pada jawaban no:1.
bulan lalu baru kena DBD ringan, tidak drawat drumah sakit, karena trombosit masi hampir mendekati normal…
Gini… kalo trombosit turun tapi masih di atas 100.ooo, pasti bukan Demam Berdarah….
Contoh; misalnya trombosit 110.000: bukan demam berdarah… bukan juga demam berdarah ringan… apalagi kalo di atas 150.000, sudah pasti bukan Demam berdarah
Biasanya penyakit-2 karena infeksi virus akan menurunkan trombosit.
Maaf, saya terpaanggil untuk mengoreksi ini supaya bangsa kita tambah pinter dan gak mudah diapusi dokter … hahahaha
Menurut saya, teruskan dulu Dexycol (tiamfenicol, sesudah makan), Dumin dan carsida (obat maag dan anti kembung, diminum 1-2 jam sebelum makan). Sedangkan Neuropyron dihentikan karena udah minum Dumin.
Untuk mualnya, dapat menggunakan anti mual (muntah) golongan domperidone, misalnya: Dometa atau Vometa atau Vesperum (diminum 3×1 sebelum makan jika mual saja)
Khusus Dexycol harus dihabiskan walaupun sudah sembuh supaya tidak terjadi resistensi, sedangkan yang lain boleh dihentikan.
Jika dalam seminggu udah sembuh, pasti bukan tyfus, bukan pula gejala tyfus… banyak penyakit yg menimbulkan keluhan seperti di atas.
Hemoglobin : 12.0
Leukosit : 6700
LED : 23-25
Hematokrit (PVC) : 42
Band :6
Segmen : 64
Limfosit : 24
Monosit : 6
Eritrosit : 4.5
Trombosit : 210.000
Bilirubin Total : 0.4
Bilirubin Direk : 0.2
SGPT : 20
SGOT : 32
Salmonella Thyphi H : 1/160
Salmonella Thyphi O : 1/320
Bagaimana dengan hasil test diatas dok? apakah hasilnya positif tipes? ataukan ada penyakit dan ganguan lain mungkin?
soalnya sampai skrg ini, saya masih juga merasa badan kayak yang panas, kepala suka pusing, didada kayak ga plong, dan kepala terasa kayak yg melayang gitu donk, ga mantep, kayak yg gamang gitu.
sebagai informasi, saya sampai sekarang masih makan nasi agak padat, dan masih pilih-pilih makanan karena takut. pedas dan asam, sampai sekarang juga belum berani saya makan.
saya mohon jawaban dan saran dari dokter. terima aksih ya dok sebelum dan sesudahnya.
wassalam,
ardie
Saya suka merasakan kayak melayang itu, hampir sepanjang hari, dan sudah lama banget. dan maaf (feces) saya sudah 2 hari ini berwarna agak hitam, apa karena pengaruh saya sekarang ini lagi mengkonsumsi Spirulina Kapsul dari HPA ya? dan 2 minggu kemarin pernah BAB keluar darah, tp hanya terjadi 1 kali itu aja, pada waktu pagi hari, setelah sarapan.
Berdasarkan keluhan panas (dan lain-lain) yang udah lebih seminggu dan ditunjang Lab, kemungkinan emang Tipes. Tapi kemungkinan lain tetap ada. hal ini dapat diketahui dengan follow up dan pemeriksaan lanjutan (jika emang diperlukan menurut dokter yang merawat).
Tipes (test widal) dapat dikonfirmasi dengan Test Tubex TF (lebih canggih, harganya sekitar 90-100 ribu). Jika hasilnya positif 6 ke atas, berarti Tipes beneran.
Jika menggunakan obat vertigo, vesperum sementara dihentikan.
Trims
apakah obat dexycol bisa dibeli bebas tanpa resep dokter?
apakah arti dari nilai bilirubin total, bilirubin direk, dan SGPT dan SGOT hasil test labor saya dok? kayaknya hasilnya rendah dari nilai normal ya dok?
terima kasih ya dok sebelum dan sesudahnya atas jawabannya.
Tubex lebih simpel, hanya ambil sampel darah di ujung jari 1 tetes.
Di tempat kami, di ndeso ™ udah ada fasilitas Tubex TF (beli sendiri, makanya 90 ribu itu sudah termasuk jasa pemeriksa dan keuntungan untuk pengembangan, aslinya hanya 75-80 ribu, suntikan 1.500 perak, hehehe).
Silahkan baca artikel sebelumnya di sini (Evaluasi Tubex Tahap 1) dan di sini(Pemeriksaan Demam Tifoid Terkini)
Kalo nilainya sangat tinggi disertai tanda kuning pada sklera (bagian putih mata), kuku, pembesaran liver, kemungkinan ada gangguan fungsi liver, tapi kalo naik sedikit atau normal atau di bawah nilai normal, berarti gak papa.
1. Dapat dibenarkan jika seorang dokter mencurigai adanya infeksi oleh kuman gram positif maupun gram negatif, misalnya pada sebagian infeksi usus (enteritis dengan berbagai varian dan jenisnya)
Efek negatif gak ada sejauh sesuai dengan indikasinya. Lagipula, pemakaian dalam jangka pendek, misalnya beberapa hari hingga 2 minggu, gak akan memberikan dampak negatif. (re: Cipro & Dexycol)
Assalamu’alaikum…
ya benar … bukan typhus.
Kalo udah gak ada keluhan, semua obat dapat dihentikan,kecuali antibiotika yg harus diminum sedikitnya 3-4 hari walau udah sembuh untuk menghindari resistensi.
Grafamic (asam mefenamat) adalah analgesik-antipiretik or obat demam dan pereda nyeri.
Cimetidine adalah obat penghambat peningkatan produksi asam lambung.
Kedua obat yg gak ada namanya saya gak bisa menduga-duga… tapi seandainya saya lihat langsung dan tahu aroma oabtnya, kemungkinan tahu isinya.
Wassalam
ini saya hari minggu (17/10) kmarin sakit panas disertai dengan perut mual..sepertinya kecapekan karena abis ngurus event + tanding basket.
Kata dokter yang memeriksa, itu smua harus dihabiskan, dan harus cek lagi kesana klo memamng keadaan masi panas..
obat penurun panas tetap saya makan sesuai saran dokter, tapi hari rabu kepala saya malah sakit nyut-nyutan hebat (terutama saat jantung berdetak, makin kencang makin sakit), perut juga tetap tidak ada perubahan walaupun obat rutin dimakan..
Akhirnya rabu malam saya ke dokter, d kasi obat Bufantacid (sebelum makan), Dexycol 500 (4×1) , Tidifar 200 , dan 3 obat lain (3×1) yang sepertinya antibiotik dan untuk menurunkan panas..
2. Apa perlu cek darah lagi?
bulan lalu baru kena DBD ringan, tidak drawat drumah sakit, karena trombosit masi hampir mendekati normal…
Sukses Selalu
Selamat malam…
Bufantacid, adalah antasida atau obat maag
Dexycol adalah antibiotika golongan tiamfenikol
Tidifar adalah simetidin untuk mengahambat peningkatan produski asam lambung
3 obat lain : gak tahu
Untuk sakit kepala, kalo masih belum reda, dapat menggunakan panstop atau pyronal.. kalo yang lebih kuat seperti Neurodial dan analsik (kombinasi metampiron dan penennang ringan sekaligus meredakan jantung berdebar) harus pake resep dokter.
Obat demam dapat berfungsi sebagai pereda sakit kepala. Namun jika masih belum membaik, silahkan ganti dengan yg saya rekomendasikan pada jawaban no:1.
bulan lalu baru kena DBD ringan, tidak drawat drumah sakit, karena trombosit masi hampir mendekati normal…
Gini… kalo trombosit turun tapi masih di atas 100.ooo, pasti bukan Demam Berdarah….
Contoh; misalnya trombosit 110.000: bukan demam berdarah… bukan juga demam berdarah ringan… apalagi kalo di atas 150.000, sudah pasti bukan Demam berdarah
Biasanya penyakit-2 karena infeksi virus akan menurunkan trombosit.
Maaf, saya terpaanggil untuk mengoreksi ini supaya bangsa kita tambah pinter dan gak mudah diapusi dokter … hahahaha